Sirine Gedung Sate: Suara Sejarah yang Masih Bergema di Bandung

17 Agu 2024

Bandung, 17 Agustus 2024 - Di puncak Gedung Sate yang ikonik, tersembunyi sebuah warisan sejarah yang masih berfungsi hingga kini: sebuah sirine tua buatan Swedia. Alat ini bukan sekadar ornamen, melainkan saksi bisu perjalanan panjang kota Bandung dan memiliki peran penting dalam berbagai momen bersejarah.

Mengenal Lebih Dekat Sirine Gedung Sate

"Sirine ini adalah jantung dari Gedung Sate," ujar Asep Kuswara, kepala pemeliharaan Gedung Sate. "Meskipun usianya sudah lebih dari seabad, suaranya masih mampu menjangkau hingga radius 2 kilometer."

Berbentuk seperti cerobong berwarna hijau, sirine ini terletak di lantai paling atas Gedung Sate. Untuk mencapainya, pengunjung harus menaiki tangga kayu curam yang menambah kesan historis bangunan ini.

Saksi Bisu Perjalanan Sejarah

Dr. Rika Saraswati, sejarawan Universitas Padjajaran, menjelaskan, "Sirine ini telah menjadi bagian integral dari sejarah Bandung. Ia telah membunyikan momen-momen penting, mulai dari kemerdekaan hingga peristiwa-peristiwa alam yang mengguncang kota ini."

Sirine Gedung Sate dibunyikan dalam beberapa kesempatan penting:

  1. Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus

  2. Awal ibadah puasa Ramadhan

  3. Perayaan tahun baru

  4. Peringatan bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan gempa

  5. Hari Bakti PU pada 3 Desember, memperingati gugurnya tujuh pahlawan dalam mempertahankan Gedung Sate pada 3 Desember 1945

Tantangan dan Upaya Pelestarian

Meski masih berfungsi, sirine ini menghadapi tantangan pelestarian. "Dulu, suaranya bisa terdengar hingga Cianjur, Pangalengan, dan Cicalengka. Kini, perkembangan kota membatasi jangkauannya," jelas Kuswara.

Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk melestarikan warisan sejarah ini. "Kami sedang mengkaji cara untuk meningkatkan fungsi sirine tanpa mengganggu kenyamanan warga," ungkap Yana Mulyana, Walikota Bandung.

Sirine sebagai Daya Tarik Wisata

Keberadaan sirine ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. "Banyak pengunjung yang penasaran dan ingin melihat langsung sirine legendaris ini," kata Deden Ramdani, pemandu wisata Gedung Sate.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana untuk membuka akses lebih luas bagi publik untuk melihat sirine ini dari dekat. "Kami ingin generasi muda bisa merasakan langsung bagian dari sejarah ini," tambah Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat.

Penutup

Sirine Gedung Sate bukan sekadar alat pemberi tanda, melainkan simbol resiliensi dan semangat Kota Bandung. Suaranya yang masih bergema hingga kini menjadi pengingat akan perjalanan panjang kota ini dan harapan akan masa depan yang lebih cerah.

Bagi SobatHW yang ingin menyaksikan langsung sirine bersejarah ini, Gedung Sate terbuka untuk umum setiap hari kerja. Namun, untuk mencapai lantai atas tempat sirine berada, diperlukan izin khusus yang bisa diajukan ke Bagian Humas Pemprov Jawa Barat.


Original article: https://hellowayang.com/travel/kabur-yuk/sirine-gedung-sate-yang-terdengar-sampai-cianjur

Dapatkan informasi
Budaya Indonesia terkini

Berita Budaya Terkini